Evolusi Basis Data Relasional di Tahun 2025
Di ranah sistem manajemen basis data relasional (Relational Database Management System – RDBMS), MySQL telah lama menjadi raja tak terbantahkan, menjadi fondasi bagi stack teknologi populer seperti LAMP dan MERN. Namun, sejak diakuisisi oleh Oracle pada tahun 2010, muncul cabang baru (fork) yang didorong oleh komunitas: MariaDB. Nama MariaDB diambil dari nama anak Michael “Monty” Widenius, pencipta asli MySQL.
Kelahiran MariaDB didorong oleh kekhawatiran komunitas tentang masa depan open-source MySQL di bawah naungan korporasi. Sejak saat itu, kedua database ini terus berkembang, tetapi dengan prioritas yang berbeda. MySQL, di bawah Oracle, cenderung berfokus pada fitur-fitur enterprise dan stabilitas jangka panjang yang teruji. Sementara itu, MariaDB, didorong oleh komunitas, bergerak lebih agresif dalam inovasi, fitur open-source murni, dan peningkatan performa.
Di tahun 2025, memilih antara MariaDB dan MySQL bukan lagi hanya soal kompatibilitas, melainkan tentang filosofi pengembangan, kebutuhan performa beban kerja spesifik, keamanan data, dan tentu saja, pertimbangan biaya lisensi dalam jangka panjang. Artikel ini akan mengupas tuntas perbandingan mendalam kedua RDBMS ini untuk membantu Anda mengambil keputusan yang paling tepat untuk proyek Anda.
II. Garis Keturunan dan Filosofi Lisensi
Meskipun MariaDB mempertahankan kompatibilitas drop-in (dapat menggantikan MySQL tanpa banyak perubahan) dengan versi MySQL sebelumnya, perbedaan filosofis lisensi dan pengembangan telah menjadi jurang pemisah terbesar.
1. Lisensi dan Model Pengembangan
MySQL: Saat ini, MySQL beroperasi di bawah lisensi dual-licensing. Tersedia MySQL Community Edition di bawah lisensi GPL (General Public License), yang bersifat open-source dan gratis. Namun, ada juga MySQL Enterprise Edition yang berbayar, menyediakan fitur, tool manajemen, dan dukungan teknis khusus enterprise dari Oracle. Lisensi dual ini menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian komunitas tentang potensi pembatasan fitur open-source di masa depan.
MariaDB: MariaDB sepenuhnya berada di bawah lisensi GPL murni dan dikelola oleh MariaDB Foundation. Filosofi ini menjamin bahwa semua fitur, termasuk fitur enterprise yang dikembangkan, akan selalu tersedia dan open-source secara penuh. Bagi pengembang dan perusahaan yang mengutamakan kebebasan open-source sejati dan menghindari potensi batasan vendor (vendor lock-in), MariaDB menawarkan kepastian yang lebih besar.
2. Dampak Kepemilikan
Kepemilikan oleh Oracle membuat MySQL memiliki sumber daya R&D yang masif, menjamin stabilitas dan pembaruan keamanan yang sangat teruji. Sebaliknya, MariaDB didorong oleh kontribusi komunitas dan lebih cepat dalam mengadopsi standar SQL baru dan inovasi. Perbedaan kecepatan adopsi ini terlihat jelas pada fitur-fitur modern seperti Window Functions dan Common Table Expressions (CTE), yang seringkali lebih dulu matang dan stabil di MariaDB.
III. Perbandingan Fitur Inti dan Ekosistem
Perbedaan yang paling menonjol antara MariaDB dan MySQL di tahun 2025 terletak pada arsitektur internal dan fitur-fitur yang disematkan.
1. Mesin Penyimpanan (Storage Engines)
Mesin penyimpanan adalah komponen yang menangani operasi I/O dan penyimpanan data di dalam database. Baik MariaDB maupun MySQL menggunakan arsitektur modular yang memungkinkan penggunaan berbagai mesin penyimpanan.
MySQL: Mesin default dan paling dominan adalah InnoDB, yang mendukung transaksi ACID, foreign keys, dan row-level locking. Mesin lain seperti MyISAM kini dianggap legacy dan jarang digunakan untuk aplikasi modern.
MariaDB: MariaDB menawarkan lebih banyak pilihan mesin penyimpanan, memberikan fleksibilitas luar biasa untuk beban kerja spesifik:
Aria: Mesin default MariaDB yang dirancang sebagai pengganti MyISAM, menawarkan ketahanan yang lebih baik.
XtraDB: Fork dari InnoDB yang dikembangkan oleh Percona, seringkali menawarkan performa yang lebih baik untuk beban kerja yang sangat intensif I/O.
ColumnStore: Mesin penyimpanan berbasis kolom yang ideal untuk analitik data besar (Big Data Analytics), memungkinkan kueri analitik berjalan jauh lebih cepat.
TokuDB: Diakui karena kompresi data yang superior dan performa tinggi untuk beban kerja penulisan (write-heavy) yang besar.
Poin Kunci: MariaDB unggul dalam fleksibilitas mesin penyimpanan. Jika proyek Anda membutuhkan solusi penyimpanan data yang berbeda (misalnya, analitik vs. transaksi online), MariaDB menawarkan tool yang lebih beragam.
2. Fitur Keamanan dan Enkripsi
Kedua database memiliki fitur keamanan solid, tetapi MariaDB menunjukkan komitmen lebih agresif terhadap enkripsi open-source.
| Fitur Keamanan | MariaDB | MySQL (Enterprise/Community) |
| Enkripsi Data In-Transit | TLS/SSL | TLS/SSL |
| Enkripsi Data At-Rest | Mendukung plug-in enkripsi data tabel dan log biner (lebih komprehensif) | Mendukung enkripsi data tabel (terutama InnoDB) dan enkripsi undo/redo log |
| Data Masking | Ya, melalui plugin (Advanced dan Open Source) | Ya, melalui plugin (Enterprise Edition) |
| Role-Based Access Control (RBAC) | Dukungan yang kuat | Dukungan yang kuat |
Poin Kunci: MariaDB seringkali lebih proaktif dalam menyediakan fitur keamanan canggih (seperti enkripsi log biner dan tabel sementara) secara open-source penuh, menjadikannya pilihan kuat bagi proyek dengan persyaratan kepatuhan data yang ketat.
3. Penanganan Data Semi-Terstruktur (JSON)
Meskipun RDBMS, keduanya telah beradaptasi untuk menangani data JSON (JavaScript Object Notation), yang populer dalam pengembangan web modern.
MySQL: Sejak versi 5.7, MySQL memperkenalkan tipe data JSON Native. Ini berarti MySQL menyimpan data JSON sebagai objek biner internal, memungkinkan pengindeksan yang lebih cepat dan operasi kueri JSON yang lebih efisien menggunakan sintaks khusus (
->atau->>).MariaDB: MariaDB awalnya tidak mengadopsi tipe data JSON native karena dianggap bertentangan dengan standar SQL murni. MariaDB menyimpan data JSON sebagai string
LONGTEXTatau menggunakan fitur Dynamic Columns. Meskipun MariaDB telah menambahkan fungsi JSON yang luas (sepertiJSON_EXISTSdanJSON_QUERY), implementasi native MySQL masih sering dianggap lebih superior untuk beban kerja yang sangat mengandalkan manipulasi JSON.
IV. Perbandingan Kinerja (Performance) dan Skalabilitas
Perdebatan tentang performa mana yang lebih cepat seringkali menjadi yang paling sengit, dan jawabannya bergantung pada jenis beban kerja (workload).
1. Kecepatan Kueri dan Benchmark
Beban Kerja I/O Tinggi (Analitik): MariaDB, terutama dengan mesin penyimpanan ColumnStore atau optimasi XtraDB, seringkali menunjukkan keunggulan yang signifikan dalam kueri analitik yang kompleks (OLAP – Online Analytical Processing) atau join tabel besar.
Beban Kerja Transaksional (OLTP): Dalam skenario OLTP standar (seperti e-commerce atau blog), performa keduanya sangat mirip. Versi terbaru MySQL (8.0 ke atas) dan MariaDB (10.x ke atas) telah melakukan optimasi kueri yang luar biasa. Namun, MariaDB terkadang unggul dalam kecepatan replikasi dan kemampuan menangani koneksi bersamaan dalam jumlah besar tanpa degradasi kinerja, berkat fitur Thread Pool dinamis.
2. Skalabilitas dan Ketersediaan Tinggi (High Availability)
MySQL: Mengandalkan Group Replication untuk replikasi multi-master yang kuat. Fitur ini menawarkan konsistensi dan ketersediaan tinggi, tetapi pengaturannya bisa lebih kompleks.
MariaDB: Menawarkan Galera Cluster sebagai solusi replikasi multi-master bawaan (built-in) yang canggih. Galera terkenal karena replikasi sinkronnya, yang memastikan semua node memiliki data yang konsisten pada saat yang sama, meminimalkan latensi dan potensi kehilangan data.
Poin Kunci: Untuk proyek yang menargetkan skalabilitas horizontal yang ekstrem dan ketersediaan tinggi dengan replikasi sinkron, Galera Cluster di MariaDB menawarkan solusi yang lebih straightforward dan teruji komunitas.
V. Kompatibilitas dan Kemudahan Migrasi
MariaDB diciptakan untuk menjadi pengganti langsung MySQL.
Migrasi dari MySQL ke MariaDB: Umumnya sangat mulus (drop-in replacement). Sebagian besar aplikasi yang dirancang untuk MySQL dapat beralih ke MariaDB tanpa perlu mengubah kode sumber.
Migrasi dari MariaDB ke MySQL: Menjadi lebih sulit, terutama seiring dengan semakin jauhnya MariaDB dari jalur pengembangan MySQL. Fitur-fitur unik MariaDB (seperti Aria, ColumnStore, atau Invisible Columns) tidak didukung di MySQL, sehingga migrasi balik memerlukan penulisan ulang skema.
Implikasi Proyek: Jika Anda memilih MariaDB, Anda pada dasarnya mengunci diri pada ekosistem tersebut untuk mendapatkan fitur-fitur canggihnya. Jika Anda memilih MySQL, Anda tetap berada di jalur yang didukung oleh raksasa teknologi, tetapi mungkin dibatasi oleh model lisensi dual.
VI. Matriks Perbandingan Komprehensif MariaDB vs MySQL (2025)
Berikut adalah perbandingan terperinci berdasarkan kriteria teknis penting di tahun ini:
| Kriteria | MariaDB | MySQL (Versi 8.0+) | Catatan Keputusan Proyek |
| Lisensi Inti | GPL Murni (Open-Source Penuh) | Lisensi Ganda (GPL & Enterprise) | MariaDB lebih aman dari vendor lock-in. |
| Fleksibilitas Storage Engine | Sangat Tinggi (Aria, ColumnStore, XtraDB, TokuDB, dll.) | Tinggi (InnoDB, MyISAM, NDB Cluster) | MariaDB lebih unggul untuk beban kerja campuran (OLTP + OLAP). |
| Penanganan JSON | Dukungan via LONGTEXT & Dynamic Columns; Fungsi JSON kaya. | Dukungan Native JSON (Tipe Data) | MySQL lebih cepat untuk operasi I/O JSON yang intensif. |
| Kecepatan Adopsi Fitur Baru | Lebih Cepat (Window Functions, CTE, Invisible Columns sering lebih dulu) | Stabil, Cenderung Hati-hati (Focus pada Enterprise) | MariaDB ideal untuk proyek yang membutuhkan fitur SQL terbaru dengan cepat. |
| Replikasi & HA (Cluster) | Galera Cluster (Sinkron, Built-in lebih mudah) | Group Replication (Asinkron/Semi-Sinkron) | MariaDB (Galera) unggul dalam ketersediaan tinggi dan konsistensi data. |
| Keamanan (Enkripsi Log) | Lebih Komprehensif (Mendukung enkripsi log biner & tabel sementara) | Fokus pada Enkripsi Data At-Rest (InnoDB) | MariaDB lebih kuat untuk proyek yang sangat sensitif terhadap kepatuhan keamanan. |
| Dukungan Komersial | MariaDB Corporation & Community | Oracle (Dukungan Enterprise Global) | MySQL lebih disukai perusahaan yang membutuhkan SLA dukungan Oracle. |
| Dukungan PL/SQL | Ya (Sejak versi 10.3) | Tidak | MariaDB lebih kompatibel dengan aplikasi yang bermigrasi dari Oracle Database. |
VII. Rekomendasi Kasus Penggunaan untuk Proyek Anda
Setelah menimbang semua perbandingan di atas, berikut adalah panduan cepat untuk memutuskan mana yang lebih cocok untuk proyek Anda:
Pilih MariaDB Jika:
Prioritas Utama Anda adalah Open-Source Sejati: Anda ingin menghindari risiko vendor lock-in Oracle dan mengutamakan lisensi GPL murni.
Anda Memerlukan Workload Campuran: Proyek Anda melibatkan transaksi online (OLTP) dan analitik data besar (OLAP), dan Anda ingin memanfaatkan storage engine seperti ColumnStore atau TokuDB.
Anda Membutuhkan Skalabilitas dan Ketersediaan Tinggi yang Sederhana: Implementasi Galera Cluster di MariaDB menawarkan solusi replikasi multi-master sinkron yang kuat.
Anda Mengutamakan Fitur SQL Modern: Anda ingin menggunakan fitur-fitur terbaru seperti Window Functions dan CTE segera setelah tersedia dan stabil.
Pilih MySQL Jika:
Prioritas Utama Anda adalah Stabilitas Jangka Panjang yang Didukung Korporat: Anda mengoperasikan sistem legacy atau mission-critical yang mengandalkan dukungan teknis dan sumber daya R&D masif dari Oracle.
Proyek Anda Sangat Mengandalkan Data JSON: Anda membutuhkan pengindeksan dan operasi kueri yang sangat cepat pada tipe data JSON native.
Aplikasi Anda Berada di Ekosistem Oracle yang Lebih Luas: Anda sudah terbiasa dengan tool dan praktik dari Oracle, dan kompatibilitas ekosistem ini adalah nilai tambah.
Popularitas dan Ekosistem Developer Lebih Utama: MySQL, sebagai database open-source paling populer di dunia, masih memiliki ekosistem developer, forum bantuan, dan alat pihak ketiga yang secara kuantitas jauh lebih besar.
Kesimpulan Akhir: Memilih Fondasi Basis Data Anda
MariaDB dan MySQL adalah dua solusi RDBMS yang fantastis, masing-masing membawa keunggulan unik di tahun 2025. MariaDB telah memenangkan hati komunitas dengan filosofi open-source murni, fleksibilitas mesin penyimpanan yang superior (terutama untuk beban kerja analitik), dan solusi High Availability yang canggih (Galera). Sementara itu, MySQL tetap menjadi pilihan teruji bagi enterprise yang membutuhkan dukungan korporasi Oracle, stabilitas yang didanai dengan baik, dan penanganan data JSON native yang kuat.
Keputusan ada di tangan Anda, dan itu harus didasarkan pada visi jangka panjang proyek Anda: kebebasan dan inovasi open-source versus stabilitas dan dukungan enterprise.

