RDS vs. Self-Managed Database di Cloud: Analisis Strategis Biaya, Operasional, dan Fokus Tim Developer

Keputusan menggunakan layanan Database terkelola seperti AWS RDS atau membangun server database sendiri di EC2 merupakan titik balik dalam arsitektur cloud. Artikel ini membedah perbandingan komprehensif dari segi Total Cost of Ownership (TCO), beban kerja operasional (Operational Overhead), tanggung jawab keamanan, dan bagaimana setiap pilihan memengaruhi skalabilitas dan waktu pemasaran (Time-to-Market).

Dilema Kepemilikan dan Tanggung Jawab

 

Saat membangun aplikasi di cloud, database adalah komponen infrastruktur paling vital. Seiring dengan pertumbuhan beban kerja, pengelolaan database menjadi tugas yang kompleks dan menuntut, membutuhkan keahlian khusus di bidang Database Administrator (DBA) yang intensif.

Di platform cloud terkemuka seperti AWS, Anda dihadapkan pada dua jalur utama:

  1. Layanan Terkelola Penuh (AWS RDS): Anda membayar AWS untuk mengelola semua tugas rutin (patching, backup, failover otomatis), dan Anda hanya fokus pada data dan skema Anda.

  2. Bangun dan Kelola Sendiri (Self-Managed): Anda menyewa Virtual Machine (AWS EC2) dan menginstal database pilihan Anda (MySQL, PostgreSQL, dsb.) secara manual. Anda memiliki kontrol penuh, tetapi Anda bertanggung jawab atas segalanya.

Keputusan ini bukan sekadar masalah teknis; ini adalah keputusan bisnis yang menentukan di mana tim Anda harus menginvestasikan waktu dan sumber daya: pada inovasi aplikasi, atau pada pemeliharaan infrastruktur. Artikel ini akan membandingkan kedua model ini secara rinci.


 

I. Model Tanggung Jawab Bersama: Memahami Batasan

 

Sebelum membandingkan fitur, penting untuk memahami konsep Shared Responsibility Model dari Cloud Provider (AWS).

 

A. Tanggung Jawab dalam Model RDS

 

Dalam RDS, AWS bertanggung jawab atas keamanan cloud: manajemen fisik server, operating system (OS), patching OS, backup otomatis, dan penyediaan infrastruktur standby untuk failover.

Tanggung Jawab Anda: Mengelola query yang efisien, indexing yang tepat, mengoptimalkan skema database, mengelola pengguna dan izin database, serta mengamankan data Anda.

 

B. Tanggung Jawab dalam Model Self-Managed (EC2)

 

Dalam model self-managed, tanggung jawab AWS hanya sampai pada penyediaan VM (EC2), listrik, dan hardware fisik.

Tanggung Jawab Anda: Semua tugas DBA—instalasi database, konfigurasi high-availability (HA), setup replikasi, patching OS dan database, setup monitoring (misalnya dengan Prometheus), backup ke S3, hingga failover manual.


 

II. Perbandingan Kritis: Biaya dan Operasional

 

Perbedaan biaya antara RDS dan Self-Managed sering kali menyesatkan jika hanya melihat harga per jam.

 

A. Analisis Total Cost of Ownership (TCO)

 

  1. Biaya RDS (TCO Terlihat Tinggi):

    • Harga per jam RDS terlihat lebih tinggi daripada VM EC2 dengan spesifikasi yang sama.

    • Namun, harga ini sudah mencakup lisensi database (untuk Oracle/SQL Server), biaya penyimpanan, dan biaya operasional tersembunyi.

  2. Biaya Self-Managed (TCO Tersembunyi Tinggi):

    • Harga per jam EC2 terlihat murah.

    • Anda harus menghitung Biaya Staf/Waktu DBA. Jika gaji DBA adalah $X, dan mereka menghabiskan 30% waktu untuk patching, monitoring, dan maintenance, maka 30% dari $X adalah biaya tersembunyi Anda. Untuk mencapai tingkat failover RDS, Anda mungkin memerlukan dua atau tiga VM, meningkatkan biaya infrastruktur dasar.

 

B. Beban Kerja Operasional (Operational Overhead)

 

Tugas OperasionalRDS Terkelola PenuhSelf-Managed di EC2
Backup & PemulihanOtomatis. Hanya perlu mengklik pemulihan Point-in-Time (PITR).Setup manual skrip Cron, script S3, dan uji pemulihan.
Patching & UpgradeAWS mengelola patch OS dan update versi database (hanya perlu persetujuan waktu maintenance).Dilakukan manual, memerlukan waktu downtime yang direncanakan oleh tim Anda.
High Availability (HA)Diaktifkan dengan satu klik (Multi-AZ Deployment); failover otomatis dalam hitungan menit.Memerlukan setup kompleks (misalnya, cluster Galera atau Streaming Replication), monitoring, dan script failover kustom.
MonitoringTerintegrasi dengan AWS CloudWatch (metrik database tersedia secara instan).Membutuhkan instalasi agen monitoring pihak ketiga (Prometheus, Zabbix).

 

III. Matriks Perbandingan: RDS vs. Self-Managed (Fungsional & Strategis)

 

Matriks ini merangkum pertimbangan fungsional dan strategis yang harus digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Fitur/StrategiAWS RDSSelf-Managed di EC2
Tingkat KontrolRendah (Tidak dapat customize OS atau konfigurasi low-level)Tinggi (Kontrol penuh terhadap kernel, OS, dan konfigurasi)
Fokus TimInovasi Aplikasi (Kode & Skema)Pemeliharaan Infrastruktur (OS, Patching, Monitoring)
Waktu Pemasaran (Time-to-Market)Sangat Cepat (Database siap dalam beberapa menit)Lambat (Membutuhkan instalasi, hardening, dan setup replikasi)
Dukungan Database yang Tidak PopulerTerbatas pada Engine Utama (MySQL, Postgre, Oracle, MSSQL, MariaDB, Aurora)Tidak Terbatas (Dapat menginstal database khusus apa pun, misalnya CockroachDB, TiDB)
Skalabilitas VertikalSangat Mudah (Hanya resize instance dengan downtime singkat)Membutuhkan resize VM dan optimasi database yang lebih hati-hati.
Skalabilitas HorizontalRelatif Mudah (Membuat Read Replicas dengan satu klik)Kompleks (Memerlukan sharding atau clustering manual)
Biaya Jangka PanjangStabil dan TransparanBervariasi, sangat dipengaruhi oleh biaya dan efisiensi DBA.

 

IV. Keputusan Strategis: Kapan Memilih Mana?

 

 

A. Kapan Harus Memilih AWS RDS? (Pilihan Default Modern)

 

RDS adalah pilihan Default untuk sebagian besar perusahaan modern, terutama Startup dan UKM, karena:

  1. Prioritas Kecepatan dan Fokus: Tim developer harus berfokus pada pengembangan produk, bukan pada pekerjaan plumbing infrastruktur.

  2. Kebutuhan Skalabilitas yang Cepat: Jika Anda membutuhkan read replica atau failover Multi-AZ yang cepat dan andal tanpa perlu menulis skrip.

  3. Keterbatasan Sumber Daya DBA: Jika tim Anda tidak memiliki DBA khusus 24/7 yang ahli dalam failover otomatis dan pemulihan bencana.

  4. Kesesuaian dengan Engine Standar: Jika database Anda adalah salah satu engine yang didukung RDS (MySQL, PostgreSQL, dsb.).

 

B. Kapan Harus Membangun Self-Managed? (Pilihan Spesialisasi)

 

Pilihan self-managed hanya dianjurkan jika Anda memenuhi kriteria spesifik dan memiliki tim DBA yang kuat:

  1. Kebutuhan Kontrol Low-Level: Anda harus memodifikasi parameter kernel OS, menginstal software pihak ketiga di level OS, atau menggunakan database yang tidak didukung RDS (misalnya, graph database tertentu).

  2. Optimasi Biaya Ekstrem: Dalam skala Hyper-Scale (misalnya, ribuan instance), selisih harga per jam EC2 dapat mengimbangi biaya DBA, asalkan Anda dapat membuat alat otomatisasi yang lebih baik daripada yang ditawarkan AWS.

  3. Kebutuhan Lisensi Kustom: Anda memiliki lisensi database yang sudah ada (on-premise) dan ingin memindahkannya (Bring Your Own License – BYOL) ke VM EC2 untuk menghemat biaya lisensi cloud yang mahal.


 

V. Kesimpulan: Investasi Waktu adalah Biaya Sebenarnya

 

Keputusan antara RDS dan Self-Managed pada akhirnya bermuara pada konsep Investasi Waktu. Apakah Anda lebih memilih menginvestasikan biaya operasional yang transparan kepada AWS (RDS) untuk membebaskan tim Anda agar dapat berinovasi, atau apakah Anda ingin berinvestasi pada tim DBA internal yang memiliki keahlian untuk membangun dan memelihara sistem yang jauh lebih rumit dan kustom (self-managed)?

Mayoritas organisasi cloud-native saat ini memilih RDS atau layanan terkelola lainnya (seperti Google Cloud SQL atau Azure Database) karena nilai waktu developer dan risiko kegagalan operasional jauh lebih mahal daripada biaya premi layanan terkelola. RDS adalah jalur tercepat menuju High Availability dan skalabilitas, memungkinkan bisnis Anda bergerak dengan kecepatan yang diminta oleh pasar.

Share the Post:

Related Posts