Membangun Fondasi Virtualisasi dengan Proxmox VE
Proxmox Virtual Environment (VE) adalah platform virtualisasi open-source terkemuka yang menggabungkan dua teknologi virtualisasi utama—KVM (Kernel-based Virtual Machine) untuk Virtual Machine penuh dan LXC (Linux Containers) untuk container ringan—dalam satu antarmuka manajemen berbasis web yang intuitif.
Memilih Proxmox untuk server on-premise Anda memberikan beberapa keuntungan utama:
Konsolidasi Hardware: Mengurangi biaya operasional dan konsumsi daya dengan menjalankan banyak Operating System (OS) di satu server fisik.
High Availability: Proxmox mendukung kluster, memungkinkan VM dan container berpindah antar server secara otomatis jika terjadi kegagalan hardware (fitur kluster).
Fleksibilitas: Dapat mengelola VM (Windows, Linux, macOS) dan container (LXC) secara bersamaan.
Panduan ini ditujukan untuk Anda yang ingin melakukan instalasi Proxmox VE dari awal pada server fisik (bukan VM di dalam VM lain). Kami akan menggunakan versi Proxmox VE terbaru (berdasarkan Debian).
Pilar 1: Persiapan Server dan Media Instalasi
Kesuksesan instalasi Proxmox dimulai dari persiapan hardware dan software yang matang.
1.1 Persyaratan Minimum Hardware
Pastikan server on-premise Anda memenuhi persyaratan ini. Untuk lingkungan produksi, spesifikasi yang direkomendasikan jauh lebih tinggi:
CPU: Processor 64-bit multi-core. Wajib memiliki dukungan Virtualisasi Hardware (Intel VTx atau AMD-V) dan fitur tersebut harus diaktifkan di BIOS/UEFI.
RAM: Minimal 2 GB. Direkomendasikan 8 GB atau lebih, ditambah 1 GB per setiap VM yang direncanakan.
Hard Drive: Minimal 16 GB disk space (untuk OS Proxmox itu sendiri). Direkomendasikan SSD/NVMe untuk disk OS.
Networking: Satu Network Interface Card (NIC). Direkomendasikan dua NIC (satu untuk manajemen, satu untuk VM).
1.2 Mengunduh dan Membuat Media Bootable
Unduh ISO: Kunjungi situs resmi Proxmox dan unduh file Proxmox Virtual Environment ISO Installer.
Pilih Aplikasi Writer: Gunakan tool seperti Rufus (Windows) atau Etcher (Multi-platform) untuk menulis file ISO ke flash drive USB.
Penting: Pastikan Anda memilih mode write DD Image (jika diminta) di Rufus untuk memastikan file sistem berbasis Linux disalin dengan benar.
Hubungkan Media: Masukkan flash drive ke server target dan pastikan server diatur untuk melakukan boot dari USB/media tersebut melalui pengaturan BIOS/UEFI.
1.3 Verifikasi BIOS/UEFI
Sebelum memulai instalasi, masuk ke BIOS/UEFI server Anda dan konfirmasikan dua hal:
Mode Boot: Pastikan Anda memilih mode boot yang tepat (Legacy/UEFI) sesuai dengan kebutuhan server Anda.
Virtualization: Verifikasi bahwa fitur Intel VTx atau AMD-V telah diaktifkan. Jika tidak diaktifkan, Proxmox tidak akan dapat menjalankan VM.
Pilar 2: Proses Instalasi Proxmox VE
Setelah booting dari media instalasi, prosesnya akan berjalan melalui antarmuka berbasis teks (TUI).
2.1 Langkah 1: Memulai Instalasi
Boot server dari flash drive.
Di layar awal, pilih opsi “Install Proxmox VE”.
Lisensi: Baca dan setujui End-User License Agreement (EULA) dengan mengklik “I Agree”.
2.2 Langkah 2: Pemilihan Target Disk dan Filesystem
Ini adalah langkah kritis yang menentukan bagaimana disk Anda akan digunakan.
Target Harddisk: Pilih disk tempat Proxmox OS akan diinstal (misalnya, disk SSD kecil yang Anda dedikasikan).
Pilihan Filesystem (Storage Management): Proxmox menawarkan beberapa pilihan untuk mengelola storage Anda:
LVM (Logical Volume Management) — Default: Pilihan standar yang stabil.
LVM-Thin: Memberikan fitur thin-provisioning yang memungkinkan Anda mengalokasikan disk space secara berlebihan, bagus untuk VM/Container yang kebutuhan storage-nya dinamis.
ZFS (ZFS on Linux) — Direkomendasikan untuk Single Server:
Menyediakan fitur Copy-on-Write, data integrity, dan snapshot yang canggih.
Ideal jika Anda hanya memiliki satu disk besar atau beberapa disk dan ingin menggunakan fitur RAID Software (ZFS RAIDZ). Catatan: ZFS memerlukan RAM dalam jumlah yang lebih besar (minimal 8 GB, idealnya 16 GB atau lebih).
Untuk panduan ini, kita akan memilih ZFS (RAID-Z1/Mirror) jika Anda memiliki 2 atau 3 disk atau LVM-Thin jika Anda memiliki satu disk saja.
2.3 Langkah 3: Konfigurasi Lokal dan Kata Sandi
Country, Time Zone, and Keyboard Layout: Pilih negara dan zona waktu Anda.
Administrator Password: Tetapkan kata sandi yang kuat untuk user
root(ini adalah akun super-administrator Anda). Masukkan alamat email untuk notifikasi sistem.
2.4 Langkah 4: Konfigurasi Jaringan (Network Configuration)
Proxmox akan meminta detail jaringan untuk antarmuka manajemen:
Management Interface: Pilih NIC yang akan digunakan untuk mengakses antarmuka web Proxmox (biasanya
eth0atauenp0s1).Hostname: Masukkan Full Qualified Domain Name (FQDN), misalnya
pve1.domainanda.local.IP Address: Tetapkan IP Address Statis untuk server manajemen, misalnya
192.168.1.10/24. Jangan pernah menggunakan DHCP untuk server manajemen.Gateway dan DNS Server: Masukkan alamat Gateway dan DNS Server utama (misalnya, IP router Anda atau DNS publik seperti 8.8.8.8).
Setelah semua konfigurasi dimasukkan, Proxmox akan menampilkan ringkasan. Klik “Install”. Proses instalasi akan berjalan, menyalin file dan menginstal semua paket yang diperlukan (sekitar 10–20 menit, tergantung kecepatan disk Anda).
2.5 Langkah 5: Reboot dan Akses Web Interface
Setelah instalasi selesai, cabut flash drive USB.
Klik “Reboot”.
Setelah server boot ulang, login ke PC lain di jaringan yang sama. Buka browser dan akses URL antarmuka web Proxmox:
Plaintexthttps://[IP Address Statis Anda]:8006(Misalnya,
https://192.168.1.10:8006).Login menggunakan username
rootdan password yang Anda tetapkan di Langkah 3. Anda mungkin mendapatkan peringatan SSL karena sertifikatnya self-signed; abaikan dan lanjutkan.
Pilar 3: Konfigurasi Pasca-Instalasi Penting
Setelah login berhasil, ada beberapa langkah penting untuk mengoptimalkan Proxmox untuk lingkungan on-premise.
3.1 Langkah 6: Menghapus Repository Berbayar (Enterprise)
Secara default, Proxmox menggunakan repository Enterprise yang memerlukan langganan berbayar. Untuk instalasi gratis on-premise, Anda harus menonaktifkan repository ini dan mengaktifkan repository No-Subscription.
Di Web Interface, klik pada node Anda (misalnya,
pve1).Pilih Shell.
Hapus repository Enterprise:
Bash# Hapus file repository enterprise sudo rm /etc/apt/sources.list.d/pve-enterprise.listTambahkan repository No-Subscription (atau disebut juga Community Repository):
Bash# Tambahkan repository Proxmox PVE No-Subscription echo "deb http://download.proxmox.com/debian/pve bookworm pve-no-subscription" | sudo tee /etc/apt/sources.list.d/pve-no-subscription.listPerbarui daftar paket Anda:
Bashsudo apt update
3.2 Langkah 7: Update Kernel dan Sistem
Setelah repository dikonfigurasi dengan benar, lakukan update sistem penuh:
# Lakukan upgrade sistem
sudo apt upgrade -y
# Setelah upgrade selesai, reboot server jika diminta, terutama jika kernel diupdate
sudo reboot
3.3 Langkah 8: Konfigurasi Storage untuk ISO dan Backup
Proxmox perlu tahu di mana harus menyimpan file instalasi (ISO image) dan backup VM Anda.
Pilih Node: Klik node Anda di antarmuka web.
Pilih Datacenter (di atas node), lalu Storage.
Anda akan melihat storage utama (misalnya,
localataulocal-lvm).Tambahkan NFS/SMB (Opsional): Jika Anda memiliki Network Attached Storage (NAS) on-premise, klik “Add” dan pilih NFS atau SMB/CIFS untuk menambahkan storage jaringan sebagai tempat menyimpan backup VM.
3.4 Langkah 9: Mengunggah ISO Images
VM memerlukan file ISO untuk menginstal OS.
Di Web Interface, navigasi ke storage yang ditujukan untuk ISO (misalnya,
local).Pilih ISO Images.
Klik “Upload” untuk mengunggah file ISO Linux atau Windows dari PC Anda, atau “Download from URL” untuk mengunduh langsung ke server Proxmox.
Pilar 4: Konfigurasi Jaringan Lanjutan (Bridging)
Salah satu elemen penting Proxmox adalah konfigurasi networking bridge yang memungkinkan VM berkomunikasi dengan jaringan fisik Anda seolah-olah mereka adalah perangkat fisik yang terpisah.
4.1 Logika Bridge Linux
Ketika Anda menginstal Proxmox, ia membuat perangkat jaringan virtual yang disebut Linux Bridge (biasanya vmbr0).
Tujuan:
vmbr0berfungsi sebagai sakelar virtual.Cara Kerja: Antarmuka jaringan fisik server Anda (misalnya,
enp0s1) dijembatani (bridged) kevmbr0. Setiap VM yang Anda buat akan terhubung kevmbr0. Semua lalu lintas antar VM dan lalu lintas keluar ke jaringan fisik akan melewativmbr0.
4.2 Verifikasi Konfigurasi Jaringan
Anda dapat memeriksa konfigurasi saat ini di Web Interface dengan menavigasi ke Node Anda > System > Network. Pastikan vmbr0 Anda terkonfigurasi dengan IP Statis yang Anda tetapkan selama instalasi, dan memiliki Bridge Ports yang terlampir (yaitu, NIC fisik Anda).
4.3 Studi Kasus: Menambahkan NIC Kedua (Opsional tetapi Direkomendasikan)
Jika Anda memiliki dua NIC:
NIC 1 (
vmbr0): Didedikasikan untuk Manajemen Proxmox dan VM Jaringan Publik.NIC 2 (
vmbr1): Didedikasikan untuk VM Jaringan Lokal/Private atau untuk fitur High Availability (Cluster Interconnect).
Untuk menambahkan vmbr1:
Navigasi ke Node Anda > System > Network.
Klik “Create”, pilih “Linux Bridge”.
Name:
vmbr1.Bridge Ports: Masukkan nama NIC fisik Anda yang kedua (misalnya,
enp0s2).IP Settings: Biarkan IP Address di “None” atau berikan IP Statis private yang berbeda.
Klik “Create”, lalu “Apply Configuration” di pojok kanan atas untuk menerapkan perubahan.
Dengan konfigurasi ini, Anda sekarang memiliki lingkungan virtualisasi on-premise yang stabil, terkelola, dan aman.
Kesimpulan: Lingkungan Virtualisasi Siap Produksi
Anda telah berhasil mengubah server on-premise Anda menjadi hypervisor yang kuat menggunakan Proxmox VE. Dengan instalasi yang bersih, konfigurasi storage ZFS yang canggih, dan networking bridge yang tepat, Anda siap untuk membuat VM (seperti Server Database, Web Server, atau Development Environment) dan container LXC untuk mengkonsolidasikan workload Anda.
Manajemen yang efisien melalui antarmuka web, ditambah dengan keunggulan kinerja LiteSpeed, menjadikan Proxmox VE pilihan ideal untuk infrastruktur on-premise yang cerdas dan hemat biaya.
Perintah Kunci Server Proxmox
Gunakan perintah-perintah berikut saat bekerja melalui SSH atau Shell Proxmox:
# Perintah Kunci: Update dan Upgrade Sistem
apt update && apt dist-upgrade -y
# Perintah Kunci: Melihat Status VM/Container
qm status ID_VM
pct status ID_CONTAINER
# Perintah Kunci: Membuat Snapshot (Snapshot Cepat)
qm snapshot ID_VM "Nama_Snapshot"
# Perintah Kunci: Melihat Daftar Storage yang Terkonfigurasi
pvesm status

